DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF HOMESCHOOLING


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Pemurah,  karena berkat kemurahanNya makalah ini dapat saya selesaikan. Makalah ini disusun agar kita dapat memperluas wawasan kita tentang Ilmu Sosial Dasar terutama Ilmu Sosial Dasar dalam Bidang Pendidikan.
Makalah ini dibuat dalam rangka pembelajaran mata kuliah Ilmu Sosial Dasar (softskil). Pemahaman tentang manusia dan hal – hal yang berkaitan dengannya sangat diperlukan, dengan suatu harapan suatu masalah dapat diselesaikan dan dihindari kelak, sekaligus menambah wawasan bagi kita semua.
Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ira Windarti selaku Dosen Ilmu Sosial Dasar, Universitas Gunadarma.
Makalah ini,  tentunya masih jauh dari kesempurnaan, karena penulis juga masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu arahan, koreksi dan saran, sangat penulis harapkan. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.
Terima kasih.


Depok,26 Oktober 2012

         Dheny Harjantho Turangan



ABSTRAKSI

Munculnya kesan kian terpuruknya mutu dan citra pendidikan Indonesia seringkali membuat orang tua semakin enggan atau sedikit merasa " risih " untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke sekolah formal. Hal ini disebabkan beberapa hal, diantaranya mereka telah menyadari, kalau sistem pendidikan kita telah ditempatkan sebagai usaha komersil oleh kaum kapitalis sehingga terkesan mahal.
Bermula dari paradigma berfikir masyarakat yang mulai cenderung kritis itulah salah satu faktor yang menyebabkan mereka terbangun landasan berfikirnya  untuk melakukan terobosan mencari pendidikan alternatif. Niatan awal dibentuknya pendidikan alternatif oleh masyarakat ini tidak lain adalah sebagai bentuk usaha mereka mencari bentuk pendidikan yang murah dan lebih baik. salah satu pendidikan alternatif itu adalah Home Schooling.
Home Schooling berasl dari bahasa Inggris yaitu Home dan Schooling. Home berarti rumah dan Schooling berarti bersekolah. jadi, Home Schooling berarti bersekolah di rumah. maksudnya yaitu kegiatan yang biasanya dilakukan di sekolah dilakukan di rumah.
Menurut Agus Salim, Home Schooling berarti memindahkan segala potensi yang ada disekolah dibawa kerumah. hal ini bermaksud agar segala potensi yang ada dalam diri anak dapat dikembangkan dan di ajarkan di rumah.
Home Schooling juga sama dengan Home Education yaitu pendidikan yang dilakukan secara mandiri oleh keluarga, dimana materi-materinya di pilih dan disesuaikan dengan kebutuhan anak



DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
ABSTRAKSI
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
  1. Latar Belakang
  2. Rumusan Masalah
  3. Tujuan Penyusunan
  4. Manfaat Penyusunan
BAB II
PEMBAHASAN
  A.    Pengertian Home Schooling
  B.     Metode Home Schooling
        1.      Home Schooling tunggal
        2.      Home Schooling Majemuk
        3.      Home Schooling Komunitas
  C.     Dampak Positif dan Negatif Home Schooling Bagi Anak
        1.      Dampak Positif
        2.      Dampak Negatif
  D.    Persamaan dan Perbedaan Home Schooling dengan Sekolah Pada Umumnya
       1.      Persamaan
       2.      Perbedaan
  E. Faktor – Faktor Orang Tua Memilih Home Schooling
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN
1.     Latar Belakang
Pendidikan adalah hal yang penting dalam hidup ini. Dengan pendidikan kita bisa belajar banyak hal. Kita dapat melakukan kreatifitas – kreatifitas. Kita juga dapat mencetak sebuah pribadi yang cerdas, mandiri, dan berwawasan. Hidup kita akan menjadi gelap tanpa ada pendidikan. Hidup tanpa pendidikan membuat seseorang tidak mengerti makna hidup, tidak mengerti tujuan hidup dan buta akan segalanya.

Kleis (1974) berpendapat sebagai berikutpendidikan adalah sejumlah pengalaman yang dengan pengalaman itu, seseorang atau kelompok orang dapat memahami sesuatu yang sebelumnya tidak mereka pahami. Pengalaman itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang atau kelompok dengan ligkunganya. Interaksi itu menimbulkan proses perubahan (belajar) pada manusia dan selanjutnya proses perubahan itu menghasilkan perkembangan (defelopment) bagi kehidupan seorang atau kelompok dalam lingkunganya.

Sehingga pendidikan adalah sebuah pengalaman yang mampu membuat kita mengerti tentang beberapa hal. Pedidikan membuat kita belajar tentang banyak hal yang ada di lingkungan sekita kita. Pendidikan juga mampu menambah pengalaman hidup kita. Sehingga kita mampu memaknai setiap peristiwa yang ada di sekitar kita.
Kini kita telah mengetahui ada banyak alternatif pendidikan untuk anak. Mulai dari pendidikan yang formal, non-formal, hingga informal. Sehingga membuat sebagian orang tua bingung dalam memilih jalur pendidikan yang terbaik untuk anak mereka. Para orang tua tentu menginginkan anak mereka mendapatkan pendidikan yang terbaik dan menjadi seorang anak yang mampu memiliki pengetahuan yang bermanfaat. Mereka juga akan memilih jalur pendidikan yang mereka anggap terbaik untuk anak mereka.

Coombs (1973) menjelaskan pengertian pendidikan formal, non formal, dan informal sebagai berikut.
Pendidikan formal adalah kegiatan yang sistematis, berstruktur, bertingkat, berjenjang, dimulai dari sekolah dasar sampai dengan perguruan tinggi dan yang setaraf denganya; termasuk ke dalamnya ialah kegiatan studi yang berorientasi akademis dan umum, program spesialisasi, dan latihan profesional, yang dilaksanakan dalam waktu yang terus menerus.

Pendidikan informal adalah proses yang berlagsung sepanjang usia sehingga setiap orang memperoleh nilai, sikap, ketrampilan dan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari, pengaruh lingkungan termasuk didalamnya adalah pengaruh kehidupan keluarga, hubungan dengan tetanga, lingkungan pekerjaan, dan permainan, pasar, perpustakaan, dan media masa.

Pendidikan non formal ialah setiap kegiatan terorganisasi dan sistematis, di luar sistem persekolahan yang mapan, dilakukan secara mandiri atau merupakanbagian penting dari kegiatan yang lebih luas, yang sengaja dilakukan untuk melayani peserta didik tertentu didalam mencapai tujuan belajarnya.

Dengan banyaknya pilihan jalur pendidikan yang ada di Indonesia ini tentunya membuat sebagian orang tua bingung untuk memilih jalur yang terbaik untuk anak mereka. Saat ini yang terlihat paling banyak diambil oleh para orang tua adalah jalur pendidikan yang formal. Seperti sekolah-sekolah milik negara maupun swasta. Namun, disamping itu juga banyak jalur pendidikan yang lain. Misalnya saja lembaga-lembaga privat, homeschooling, pendidikan anak usia dini, pendidikan kesetaraan (paket A, paket B, dan paket C). dan lain sebagainya.

Saat ini ada orang tua yang kecewa dengan pendidikan formal seperti sekolah-sekolah. Mereka tidak puas dengan sistem yang dimiliki sekolah-sekolah formal. Seperti sekolah formal yang terlalu memfokuskan pada nilai rapor dan tidak memfokuskan pada kehidupan dan kemampuan siswa-siswanya.
Di sekolah-sekolah pada umumnya banyak anak-anak yang menyontek agar memiliki nilai rapor yang baik. Anak menjadi cenderung berlomba-lomba untuk mendapatkan nilai rapor yang baik. Sehingga disaat anak-anak berambisi mendapatkan nilai yag tinggi namun tidak diikuti dengan kemauan dan kemampuan, maka mereka mulai melakukan kecurangan-kecurangan agar mendapatkan nilai yang tinggi. Hal inilah yang membuat sebagian orang tua merasa kecewa dengan pendidikan yang ada di sekolah formal.
Ada sebagian orang tua yang merasa tidak puas dengan sistem pengajaran di sekolah formal mencari jalan pendidikan lain yang mereka anggap lebih baik dan mampu membimbing anak mereka menjadi lebih baik. Pendidikan yang mampu menambah pengetahuan anak dan tidak hanya untuk mendapatkan nilai saja. Para orang tua tentunya menginginkan pendidikan yang terbaik untuk anak mereka. Sehingga mereka mencari dan memilih pendidikan yang terbaik untuk anak mereka.
Dengan banyaknya jalur pendidikan yang ada di Indonesia mampu membuat para orang tua leluasa memilih jalur pendidikan yang mereka anggap terbaik untuk anak mereka. Seperti halnya homeschooling. Homeschooling saat ini sudah menjadi istilah yang tidak asing lagi bagi kita. Homeschooling merupakan jalan pendidikan lain selain pendidikan formal. 
Homeschooling merupakan sekolah rumah. Homeschooling merupakan pendidikan yang dilakukan di luar sekolah-sekolah formal.

2.     Rumusan Masalah
      1.   Apakah dampak positif dari homeschooling?
      2.   Apakah dampak negatif dari homeschooling?
      3.   Apakah persamaan dan perbedaan homeschooling dibandingkan dengan sekolah pada umumnya?
      4.   Faktor apa yang membuat orang tua memilih homeschooling untuk pendidikan anak mereka?


3.     Tujuan

Makalah ini ditulis bertujuan untuk lebih memahami apa saja kelebihan dan kekurangan dari homeschooling. Sehingga peserta didik maupun orang tua mendapatkan pertimbangan akan mengambil jalur pendidikan yang mana. Orang tua bisa membandingkan homeschooling dengan jalur-jalur pendidikan yang lain.
Makalah ini dituliskan untuk menambah wawasan orang tua maupun pendidik tentang jalur pendidikan yang ada di Indonesia serta sebagai bahan pembanding dengan jalur-jalur lain yang ada saat ini. Sehingga orang tua mampu memilih jalur pendidikan yang mereka anggap terbaik untuk anak serta mengetahui peranan-peranan penting kita dalam mendidik anak dan upaya-upaya apa saja yang perlu diperhatikan untuk pendidikan anak. Setelah mengetahui dampak positif dan negatif dari homeschooling, orang tua dapat mempertimbangkan apakah homeschooling adalah jalur pendidikan yang cocok untuk anak mereka.
Untuk mengetahui apa persamaan dan perbedaan homeschooling dengan sekolah pada umumnya serta mengetahui faktor apa yang menyebabkan orang tua memilih homeschooling sebagai sarana pendidikan untuk anak.

4.     Manfaat Penyusunan

Manfaat makalah ini secara teoritis adalah dapat digunakan sebagai referensi untuk melakukan penulisan-penulisan ilmiah kembali tentang Home Scholing. Manfaat secara praktis makalah ini adalah dapat digunakan sebagai gambaran tentang Home Schooling.


BAB II
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Home Schooling
Home schooling (sekolah rumah) adalah proses layanan pendidikan yang secara sadar, teratur dan terarah dilakukan oleh orang tua atau keluarga dan proses belajar mengajar pun berlangsung dalam suasana yang kondusif. Home schooling adalah sebuah sarana pembelajaran yang dilakukan sendiri dan diluar sekolah formal. Home Schooling diharapkan mampu mengembangkan dan membangun potensi anak didik yang kurang maksimal jika berada di sekolah karena faktor lingkungan sekolah yang kurang mendukung, menjadi lebih optimal dengan belajar di rumah. Meskipun demikian model seperti ini tidak seluruhnya memberikan dampak yang baik bagi anak didik.

B.   Metode Home Schooling
1.     Home Schooling Tunggal
Home schooling tunggal adalah home schooling yang dilaksanakan oleh orang tua dalam suatu keluarga tanpa bergabung dengan lainnya. Dalam hal ini orang tua terjun langsung sebagai guru menangani proses belajar anaknya, jika pun ada guru yang didatangkan secara privat hanya akan membimbing dan mengarahkan minat anak dalam mata pelajaran yang disukainya. Guru tersebut bisa berasal dari lembaga-lembaga yang khusus menyelengarakan program home schooling, contonya adalah lembaga Asah Pena asuhan Kak Seto. Lembaga ini mempunyai tim yang namanya Badan Tutorial yang terdiri dari lulusan berbagai jenis profesi pendidikan.

2.     Home Schooling Majemuk
Home schooling majemuk adalah home schooling yang dilaksanakan oleh dua atau lebih keluarga untuk kegiatan tertentu sementara kegiatan pokok tetap dilaksanakan oleh orang tua masing-masing.

3.     Home Schooling Komunitas
Home schooling komunitas adalah gabungan beberapa home schooling majemuk yang menentukan silabus, bahan ajar, kegiatan pokok (olah raga, seni dan bahasa), sarana/prasarana dan jadwal pembelelajaran. Dalam hal ini beberapa keluarga memberikan kepercayaan kepada Badan Tutorial untuk memberi materi pelajaran. Badan tutorial melakukan kunjungannya ke tempat yang disediakan komunitas.

C.   Dampak Positif dan Negatif Home Schooling Bagi anak
1.      Dampak Positif
      -  Lebih memberikan kemandirian dan kreativitas individual bukan pembelajaran secara klasikal.
      - Memberikan peluang untuk mencapai kompetensi individual semaksimal mungkin sehingga tidak selalu 
        harus terbatasi untuk membandingkan dengan kemampuan tertinggi, rata-rata atau bahkan terendah
      -Terlindungi dari tawuran, kenakalan, NAPZA, pergaulan yang menyimpang, konsumerisme dan jajan 
        makanan yang malnutrisi.
      -  Lebih bergaul dengan orang dewasa sebagai panutan.
      -  Lebih disiapkan untuk kehidupan nyata.
      -  Lebih didorong untuk melakukan kegiatan keagamaan, rekreasi/olahragakeluarga.
      - Membantu anak lebih berkembang, memahami dirinya dan perannya dalam dunia nyata disertai 
         kebebasan berpendapat, menolak atau menyepakati nilai-nlai tertentu tanpa harus merasa takut untuk 
         mendapat celaan dari teman atau nilai kurang.
      -  Membelajarkan anak-anak dengan berbagai situasi, kondisi dan lingkungan sosial.
      -  Masih memberikan peluang berinteraksi dengan teman sebaya di luar jam belajarnya

2.     Dampak Negatif
-          Siswa menjadi kurang pergaulan (kuper), merasa individualis serta terkadang merasa paling hebat karena tidak merasakan kompetisi meraih peringkat terbaik, sehingga tidak bisa mengukur kekurangan diri sendiri dibandingkan siswa yang lain.
-          Membutuhkan keseriusan orang tua untuk memonitor perkembangan pendidikan anak.
-          Seluruh rutinitas dilaksanakan di rumah tanpa ada perubahan suasana belajar, sehingga terkadang membuat kejiwaan siswa kurang baik. Keadaan ini menjadikan pula siswa kurang mandiri dan kurang realistis menghadapi problem sosial yang timbul.

D.   Persamaan dan Perbedaan Home schooling dengan Sekolah pada Umumnya
1.     Persamaan
-          Sama-sama sebuah sarana pendidikan yang bertujuan untuk mendidik anak
-          Sama-sama sebuah media pembelajaran
-          Sama-sama mengantarkan anak pada tujuan pendidikan yang ingin dicapainya.
2.     Perbedaan
-          Apabila sistem yang ada disekolah cenderung memiliki standar-standar tertentu sedangkan pada home schooling cenderung disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi keluarga tersebut.
-          Di sekolah umum  lebih berpedoman pada kurikulum, namun home schooling tidak berpedoman pada kurikulum, melainkan lebih disesuaikan denan kondisi keluarga yang ada.
-          Jadwal belajar di sekolah telah ditentukan dan sudah mutlak, namun jadwal belajar home schooling adalah fleksibel. Jadwal belajar home schooling dapat diatur sesuai dengan kesepakatan anak dan orang tua maupun pembina home schooling.
-          Pada sekolah umum, guru memiliki tanggung jawab atas peserta didik. Para orang tua memberikan kepercayaan kepada guru pembina. Sedangkan pada home schooling orang tua bertanggung jawab sepenuhnya atas anak. Orang tua harus selalu berpartisipasi dalam pendidikan anak.
-          Pada sekolah, peran orang tua dalam membimbing anak cemderung tidak maksimal, karena pendidikan sekolah dijalankan oleh sistem dan guru. Sedangkan pada home schooling peran orang tua sangat penting, karena peran orang tua juga sangat menentukan keberhasilan pendidikan anak.

E.    Faktor-Faktor Orang Tua Memilih Home schooling
1.      Orang tua tentu memiliki alasan khusus dalam memilih home schooling untuk anak mereka. Diantaranya adalah para orang tua kecewa dengan pendidikan formal. Mereka menganggap bahwa pendidikan formal gagal mendidik anak mereka. Pendidikan sekolah formal yang selalu memprioritaskan nilai rapor siswa. Bahkan masalah politik pun juga menjadi faktor orang tua yang lebih memilih home schooling. Banyak mafia peradilan di sini. Seperti pembohongan dan penipuan.
2.      Permasalahan biaya juga menjadi faktor orang tua memilih home schooling. Pendidikan home schooling ini lebih ekonomis, karena mereka sendiri yang mengatur segala keperluan-keperluan dalam pendidikan. Dan mereka bisa berhemat disini. Biaya yang dikeluarkan untuk keperluan home schooling tergantung pada keadaan ekonomi keluarga. Apabila orang tua tidak memiliki biaya yang cukup, maka orang tua bisa mengeluarkan biaya yang sehemat mungkin namun tetap dengan pendidikan yang semaksimal mungkin.
3.      Selain itu para orang tua juga melihat dari segi orang-orang yang telah berhasil dalam hidupnya. Ada banyak tokoh yang berhasil dengan belajar secara mandiri. Tokoh-tokoh yang berhasil itu kebanyakan belajar langsung dari kehidupan. Belajar dengan media nyata berupa kehidupan-kehidupan yang dijalani mereka.

4.      Orangtua merasa bertanggung jawab terhadap pendidikan anak dan ingin

agar hubungan dengan anak lebih dekat. Pada dasarnya orangtua
menginginkan pendidikan yang terbaik untuk anak-anaknya. Keinginan untuk
bertanggung jawab dalam kehidupan anak inilah yang membuat orangtua
ingin berkorban lebih, terutama dalam hal ini adalah pendidikan. Lewat
home schooling ini orang tua mengharapkan dapat mempererat hubungan
orang tua dan anak, karena waktu dengan anak bertambah banyak.

5.      Penekanan kepada pendidikan iman, pembentukan karakter dan nilai-nilai

agama yang sesuai. Hal ini didorong oleh kurangnya pendidikan agama,
nilai-nilai moral dan karakter di sekolah formal. Ada pula sekolah formal
(negeri) yang hanya mengajarkan 1 agama dan mengharuskan semua anak
mengikuti pelajaran agama yang tidak sesuai dengan agama mereka. Hal ini
mendorong orangtua melakukan homeschooling karena tidak ada pilihan sekolah yang sesuai dengan keyakinan mereka.

6.      Tidak setuju dengan kurikulum di sekolah formal (diknas). Beban

pelajaran dan sistem kurikulum yang dianggap terlalu membebani anak
serta tekanan yang diciptakan guru kepada anak dalam mengejar target
kurikulum membuat banyak orangtua mengeluarkan anak dari sekolah formal.


BAB III
KESIMPULAN

Home schooling adalah sebuah sarana pembelajaran yang dilakukan sendiri dan diluar sekolah formal. Home Schooling diharapkan mampu mengembangkan dan membangun potensi anak didik yang kurang maksimal jika berada di sekolah karena faktor lingkungan sekolah yang kurang mendukung, menjadi lebih optimal dengan belajar di rumah. Namun dengan Home Schooling, seorang anak bisa menjadi kurang pergaulan dan individualis.


DAFTAR PUSTAKA

0 komentar:

Posting Komentar